I. PENDAHULUAN
A. Arti
Logika menurut buku Logika Drs. H. Mundiri adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari pernyataan yang salah.
Logika menurut kami adalah suatu upaya untuk berpikir secara cermat, cepat dan tepat mengenai berbagai argumen yang hendak dikemukakan seseorang.
Logika menurut kami adalah suatu upaya untuk berpikir secara cermat, cepat dan tepat mengenai berbagai argumen yang hendak dikemukakan seseorang.
B. Arti Ilmu
Dalam bahasa Indonesia “ Ilmu” seimbang artinya dengan “science” dan dibedakan pemakaiannya secara jelas dengan kata “pengetahuan”. Dengan kata lain ilmu dan pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda secar mendasar.
Pengetahuan “knowledge” adalah hasil dari aktivitas mengetahui, yakni tersingkaponya suatu kenyataan ke dalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya.
Ilmu menurut kami adalah suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dalam bidang tertentu.
Ilmu menurut kami adalah suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dalam bidang tertentu.
C. Arti Pikiran
Pikiran adalah susunan kata yang mewakili maksud tertentu yang lengkap.
D. Arti Benar
Benar pada dasarnya adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan.
E. Cara Mendapatkan Kebenaran
Ada dua cara berpikir yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru yang benar, yaitu melalui metode induksi atau metode deduksi.
1. Induksi adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual.
Keuntungan dari penalaran secara induksi yaitu kita dapat berpikir secara ekonomis. Jadi, meskipun eksperimen yang kita lakukan terbatas pada beberapa kasus, kita dapat mengetahui informasi-informasi lain dari kasus tersebut .
2. Deduksi adalah cara berpikir dari pernytaan yang bersifat umum, menuju kesimpulan yang bersifat khusus.
Keuntungan dari penalaran secara deduksi yaitu kita mendapatkan pengetahuan yang terpercaya
meskipun pengetahuan tersebut tidak didapat dengan melalui proses penelitian lebih dahulu.
F. Pembagian Logika
1. Dari segi kualitasnya :
a. Logika Naturalis yaitu kecakapan berlogika bedasarkan kemampuan akal bawaan manusia sejak lahir.
b. Logika Artifisialis yaitu logika yang membantu untuk memperhalus, mempertajam serta menunjukan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja lebih tepat, efisien, mudah dan aman.
2. Dari Metodenya :
a. Logika Tradisional yaitu Logika-logika para Logikus yang masih mengikuti sistem logika Aristoteles.
b. Logika Modern yaitu logika yang menggunakan sistem baru yang berlainan dengan sistem logika Aristoteles.
3. Dari Objeknya :
a. Logika Formal yaitu logika yang menggunakan penalaran secara deduktif yang mempelajari dasar-dasar persesuaian dalam pemikiran dengan menggunakan hukum-hukum, rumus-rumus, patokan-patokanberpikir benar.
b. Logika Material yaitu logika yang menggunakan penalaran secara induktif yang mempelajari dasar-dasar persesuaian pikiran dengan kenyataan.
G. Manfaat Logika
Menurut kami, mempelajari logika banyak memberi manfaat untuk kita seperti :
· dapat membantu kita dalam berpikir secara tepat, efisien dan teratur.
· logika dapat membantu meminimalisir kesalahan dalam bertindak.
· membuat kita berpikir tanpa diikuti emosi.
· mendidik kita untuk bersikap obyektif, tegas, dan berani.
II. PEMBAHASAN KATA
A. Pengertian Kata
1. Positif, Negatif, Privatif
· Suatu kata mempunyai pengertian positif apabila kata tersebut mengandung penegasan adanya sesuatu.
Misalnya, “pandai” (adanya ilmu)
Misalnya, “pandai” (adanya ilmu)
· Suatu kata mempunyai pengertian negatif apabila kata tersebut diawali dengan kata-kata sebagia berikut: tidak, tak, non atau bukan.
Misalnya. “tidak kaya”
· Suatu kata mempunyai pengertian privatif apabila kata tersebut mengandung makna tidak adanya sesuatu.
Misalnya, “bodoh” (tidak adanya ilmu).
2. Universal, Partikular, Singular dan Kolektif
· Suatu kata mempunyai pengertian universal apabila ia mengikat keseluruhan bawahannya tanpa kecuali, seperti rumah, kursi, hewan, tumbuhan, manusia dan sebagainya. Yang dimaksud ‘rumah’ adalah keseluruhan rumah tanpa kecuali, termasuk rumah kayu, rumah batu dan sebagainya.
· Suatu kata mempunyai pengertian partikular apabila ia mengikat bawahan yang banyak, tetapi tidak mencakup keseluruhan anggota yang diikatnya. Kata ‘manusia’ memang universal, tapi dalam hal ini kata ‘manusia’ dibatasi. Misalnya. sebagian manusia, beberapa manusia, ada manusia,banyak manusia, tidak semua manusia dan sebagian besar manusia.
· Suatu kata mempunyai pengertian singular apabila anggota yang menjadi bawahannya satu.
Kata yang mempunyai pengertian singular dapat dibedakan, menjadi :
a. Nama Unik, yaitu nama yang memberi identitas berikut keterangan atau penjelasan suatu obyek, misalnya: Presiden Indonesia yang pertama, Gunung tertiggi di dunia, dan laibn sebagainya.
b. Nama Diri, yaitu nama yang diberikan kepada orang atau barang untuk tujuan identifikasi, seperti: Risya Hotel, Merry Butik, Rosita Bank, dan lain sebagainya.
· Suatu kata mempunyai pengertian kolektif apabila ia mengikat sejumlah barang yang mempunyai persamaan fungsi yang membentuk suatu kesatuan, seperti regu, tim, kelompok, geng, kesebelasan, kepanitiaan, dan lain sebagainya.
B. Kata Sebagai Predikat
Sebagai predikat, Term dapat dibedakan menjadi :
· Genus (jenis)
Adalah term yang mempunyai bawahan banyak dan berbeda-beda, tapi kesemuanya mempunyai sifat yang sama yang mengikat keseluruhan bawahan yang berbeda-beda itu.
· Differentia (sifat pembeda)
Adalah term yang membedakan satu hakekat dengan hakekat yang lain yang sama-sama terikat dalam satu jenis.
· Spesia (kelas)
Adalah term yang menunjukkan hakekat yang berlainan tetapai sama-sama terikat dalam satu jenis.
· Propria (sifat khusus)
Adalah term yang menyatakan sifat hakekat dari suatu spesia sebagai akibat dari sifat pembeda yang dimilikinya.
· Accidentia (sifat umum)
Adalah term yang menunjukkan sifat yang tidak harus dimiliki oleh satu spesia seperti : gemuk,kurus, pandai, ceroboh.
C. KONOTASI DAN DENOTASI SERTA BATAS-BATASNYA
Konotasi dan Denotasi menggunakan spesia sebagai batas. Antara Konotasi dan Denotasi terjadi perbandingan terbalik, yakni: Semakin bertambah pengertian yang membentuk konotasi, semakin berkuranglah kesatuan yang dicakup denotasi dan sebaliknya, semakin berkurang pengertian yang membentuk konotasi, maka semakin luaslah kesatuan yang dicakup denotasi.
Perbandingan itu terjadi apabila :
a. Konotasi term tersebut jelas dan bukan term tunggal.
b. Tambahan haruslah bukan sifat kekhusuan.
c. Hukum perbandingan terbalik antara konotasi dan denotasi harus hanya digantungkan atas konotasi saja, tidak boleh atas denotasi : “ Bila denotasi bertambah maka konotasi berkurang dan bila denotasi berkurang maka konotasi bertambah” adalah tidak benar.
d. Perbandingan itu hanya terjadi pada term universal yang dapat dibagi secara menurun (dapat dibagi menjadi division dan sub divisio).
III. DEFINISI
a. Definisi dan Unsurnya
Definisi adalah pengetahuan yang kita butuhkan.
Mendefinisikan adalah menyebut sekelompok karakteristik suatu kata sehingga kita dapat mengetahui pengertiannya serta dapat membedakan kata lain yang menunjuk obyek yang lain pula. Karakteristik yang dimaksud adalah genera (jenis) dan differensia (sifat pembeda).
Jadi mendefinisi suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya.
Jenis (genera) yang kita pilih adalah jenis terdekat, karena dengan menghadirkan sifat pembedanya kita langsung sampai pada pengertian.
b. Patokan Membuat Definisi
Agar pembuatan definisi terhindar dari kekeliruan perlu kita perhatikan patokan berikut ini :
- Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang didefinisikan.
- Definisi tidak boleh menggunakan kata-kata yang didefinisikan.
- Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang justru membingungkan.
- Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif
IV KLASIFIKASI.
Klasifikasih adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari yang berbeda menurut spesianya
Ada dua macam cara membuat klsifikasi
a. Pembagian.
Pembagian adalah membagi suatu jenis kepada spesia yang di cakupnya, spesia yang kita kehendaki tergantung dari pada keluasan klasifikasi yang kita buat. Agar di dapat spesia yang benar maka dalam pembagian perlu di perhatikan patokan berikut :
- Pembagian harus di dasarkan atas sifat persamaan yang ada pada genera secara menyeluruh .
- Setiap pembagian harus berlandaskan satu dasr saja. Pembagian yang berlandaskan lebih dari 1 dasar akan menghasilkan spesia yang dimpang siur.
- Pembagian harus lengkap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang di cakup oleh suatu genera .
Pembagian dikatomi, jika kita tidak bisa membagi dengan model di atas, karena terbatasnya pengetahuan kita akan kelompok barang – barang , maka kita menggunakan model pembagian logika jenis lain, yaitu pembagian dikotomi. Pembagian dikotomi adalah pembagian dari suatu genera kepada spesia yang di cakupnya dengan cara mengelompokkan menjadi dua golongan yang di bedakan atas ‘ada’ dan ‘tidak adanya’ kualitas tertentu.
b. Penggolongan
Ada dua macam penggolongan, penggolongan alam dan p[enggolongan buatan.
- Penggolongan alam adalah penggolongan yang di susun atas kecerdasan kita, seperti penggolongan melati, mawar kenanga, dan pacar sore ke dalam golongan bunga.
- Penggolongan buatan adalah penggolongan yang di dasarkan atas satu sifat. Di katakan ‘buatan’ karena penggolongan itu di maksudkan untuk mengabdi tujuan tertentu. Contoh dari penggolongan ini misalnya kata dalam kamis, buku dalam perpustakaan.
V PROPOSISI
a. Pengertian
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat di nilai benar dan salahnya.
Proposisi juga merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna.
Menrut sumbernya, yaitu proposisi analitik dan proposisi sintetik .
- Proposisi analitikadalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyaknya. Sperti mangga adalah buah – buahan, kuda adalah hewan.
- Proposisi sintetik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya. Seperti papaya itu manis, gadis itu gendut.
Proposisi menurut benruknya ada tiga macam yaitu proposisi Kategorik, proposisi Hpotetik, proposisi Disyungtif.
- Proposisi Kategorik
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung penyataan tanpa ada syarat, seperti Hasan sedang sakit.
Proposisi yang paling sedrhana terdiri dari satu term subyek, satu term predikat, satu kopula dan satu Quantifier.
Subyek adalah term yang menjadi pokok pembicaraan, predikat adalah term yang menerangkan subyek, Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan yang di ikat oleh term subyek
- Distributif
Distribusi biuasa di katakana penyebaran. Distribusi berhubungan erat dengan pembahasan denotasi term subyek dan predikatapakah ia merangkum seluruh golongannya atau hanya sebagian saja. Dalam hal ini ada dua istila yang perlu di ketahui yaitu tertebar dan tak tertebar.
Term subyek yang di namakan tertebar apabila ia melingkupi seluruh denotasinya dan di sebut tak tertebar apabila ia hanya mencakup sebagian denotasinya.
Leonard seorang ahli matematikaSwiss menemukan jalan yang memudahkan kita memahami masalah penyebaran dengan diagram sebagai berikut
1. Diagram I : Denotasi S (Subyek) dan Denotasi P (Predikat) sama luasnya,
Misalnya : Semua mahluk ciptaan T uhan. Digram ini untuk bentuk
A yang term Subyek dan predikatnya sama – sama tertebar.
2. Digram II : Denotasi P (Predikat) lebih luas dari pada denotasi S (subyek),
Miasalnya semua anggota MPR bisa baca tulis, Diagram ini untuk
bentuk A dimana S tertebar dan P tak-tertebar. Jadi ada dua digram
bentuk A
3. Diagram III: Denotasi S sebagian tercakup dalam denotasi P misalnya sebagian
Mahasiswa adalah seniman. Diagram untuk bentuk I ( S tak-tertebar,
P tak- tertebar)
4. Diagram IV: denotasi S dan P tidak berkaitan secara keseluruhan. Misalnya
Semua Merpati bukan kucing. Diagram ini bentuk E (S tertebar dan P tertebar)
5. Diagram V: denotasi S sebagian tidak tercakup dalam Denotasi P. Misalnya
sebagian Mahasiswa tidak jujur. Diagram ini bentuk O (S tak tertebar dan P tertebar)
- Proposisi Hipotetik
Pada proposisi hipotetik kebenaran yang di nyatakan justru di gantungkan pada syrat tertentu.
Pada proposisi hepotetik juga Kopulanya adalah ‘jika, apabila, atau manakala’ yang kemudian di lanjutkan dengan ‘maka’ yang terakhir itu sering tidak di nyatakan. Pada proposisi hipotetik kopulannya menghubungkan dua pertanyaan.
- Proposisi disyungtif
Proposisi disyungtif pada hakikatnya terdiri dari dua proposisi kategorika.
Ada dua bentuk proposisi disyungtif yakni Proposisi disyungtif sempurna dan Proposisi disyungtif tidak sempurna.
Proposisi disyungtif sempurna mempunyai alternative kontradiktif, sedangkan proposisi disyungtif tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
VI OPOSISI
Macam-macam hubungan logika :
1. Hubungan independen (tak bertautan)
Dua penyataan mempunyai hubungan independen manakala keduanya menampilkan permasalahan yang sama sekali terpisah.
2. Hubungan ekuivalen (persamaan)
Dua penyataan mempunyai hubungan ekuivalen manakala keduanya mempunyai makna yang sama.
3. Hubungan kontradiktori (pertentangan)
Dua penyataan mempunyai hubungan kontradiktori manakala keduanya terdiri term subyek dan predikat yang sama tetapi berbeda dalam kualitan dan kuantitas. Hubungan kontradiktori terdapat antara pasangan pernyataan A dan O atau pasangan E dan I.
4. Hubungan kontrari (perlawanan)
Dua penyataan mempunyai hubungan kontrari manakala term subyek dan predikat kedua kedua pernyataan itu sama, kuantitasnya sama-sama universal tetapi berbeda dalam kualitas. Terdapat pada pernyataan A dan E.
5. Hubungan sub-kontrari (setengah perlawanan)
Dua penyataan mempunyai hubungan sub-kontrari manakala term subyek dan predikat pernyataan itu sama, kuantitasnya sama-sama pertikularberbeda dalam kualitas. Terdapa pada I dan O.
6. Hubungan implikasi (mencakup)
Dua penyataan mempunyai hubungan implikasi manakala term subyek dan predikat pernyataan itu sama, sama-sama dalam kualitas tetapi berbeda dalam kuantitas. Terdapat pada pernyataan A dan I.
VII PERNYATAN YANG SAMA
Permasalahan itu adalah semakna dengan pernyataan aslinya tetapi berbeda dalam redaksinya. Dalam logika proses ini disebut penyimpulan Eduksi. Eduksi memberitahu kita bagaimana seharusnya mengubah suatu proposisi kepada proposisi lain tanpa mengubah makna.
Teknik-teknik eduksi :
a. Konversi
Konversi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain uyang semakna dengan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan aslinya.
Subjek pernyataan pertama menjadi predikat dan predikatnya menjadi subyek pada proposisi yang baru.
b. Obversi
Obversi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna dengan mengubah kualitas pernyataan aslinya. Jika pernyataan semula positif, maka permasalahan yang dihasilkan negative, begitu juga sebaliknya.pernyataan aslinya disebut obvertend dan pernyataan yang dihasilkan disebut obverse.
c. Kontraposisi
Kontaposisi adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna, dengan menukar kedudukan subyek dan predikat pernyataan asli dan mengontradiksikan masing-masingnya. Pernyatan aslinya disebut kontraponend dan pernyataan yang dihasilkan disebut kontrapositif.
d. Inverse
Inverse adalah cara mengungkapkan kembali suatu proposisi kepada proposisi lain yang semakna dengan mengontradiksikan subyek dan predikat pernyataan aslinya. Untuk menghasilkan proposisi inverse kita harus menggunakan teknik obverse dan konversi secara bergantian dan berulang-ulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar